PURA/KERATON MAJAPAHIT PUSAT GWK
18/05/2009 2 Komentar
- Pura ini berdiri awal 2004 tepatnya tanggal 26 Januari atas undangan Direktur Utama GWK sebagai investor yang pertama beserta Forum Study Majapahit karena memandang sangat penting untuk perkembangan GWK itu sendiri.
Selain memohon secara niskala/gaib juga ingin menarik wisatawan untuk datang ke Bali setelah terpuruk oleh keadaan Bom Bali yang menghancurkan roda perekonomian Bali. Kronologisnya pada November 2003 Pratima Prabu Airlangga yaitu Wisnu naik Garuda pada saat itu di Bali mengadakan Upacara Prayascita Gumi, kebetulan ada seorang parlente dengan berpakaian adat Majapahit Bali disamping itu juga ada mangku Pastika (menjabat Kapolda Bali dan Gubernur Bali selanjutnya.
Orang yang dibilang parlente ini berwajah kuning, dengan badan agak kecil, Orang tersebut bilang,”Nanti kalau selesai acara ini,pindah saja ke GWK saya sediakan tempat”,Katanya. Orang tersebut memberikan kartu nama sebagai Direktur Utama GWK, kemudian setelah lama berselang kebetulan Brahmaraja XI sebagai Penglingsir / Raja Majapahit berada di Puri Anom Tabanan pas hari raya Imlek waktu bersama GM Hotel Santika bernama Suryawan sekitar jam 12 malam.
” Kapan bisa masuk GWK”. tanya Brahmaraja. Selanjutnya Putu Antara berunding dengan stafnya karena tempatnya belum dihias, belum dibersihkan, belum diplaspas. Karena alasan itulah, kemudian di beritahukan 10 hari lagi. Nah, setelah itu Hyang Bathara Agung Wilatikta Brahmaraja XI kembali ke Jawa, ternyata setelah di Jawa, Pura Majapahit Keprabon tempat ber-Stananya leluhur berupa Pratima Airlangga Naik Garuda juga sudah mendapatkan undangan resmi beserta paket dan faksnya.
Dengan demikian tidak rapat lagi bahwa beliau akan melinggih di Selatan demi Bali semoga beliau berkenan. Tepat hari kesepuluh Hyang Brahmaraja pun datang ke Bali, dengan menggunakan dua jalur jalan darat dan udara (persis seperti perjalanan Hyang Nirarta atau Dwijendra bergelar Ida Peranda Sakti Wau Rauh. Sesampainya di GWK sudah disiapkan ruangan dengan hiasan lengkap.Di mana Sri Wilatikta Brahmaraja XI berdiam disitulah Puri Pura dan Purana itu ada, selanjutnya dilaksanakanlah upacara Ngenteg linggih, yang mana dipuput Ida Pedanda Bang Manuaba.
- Upacara yang besar ini sangatlah lengkap dihadiri oleh seluruh Keluarga besar Nusantara, simpatisan dan para pengayah bahkan dari luar negeri termasuk Raja Tibetpun ikut hadir. Maka Sahlah Ratu Bathara Prabu AIrlangga melinggih dilengkapi dokumen atau prasasti serta lontar dan bhisama.
Karena Pura itu harus ada pelinggihnya maka biku sin dari pemuda Buda Dunia sekaligus direktur MGK memberikan tempat yang sekarang menjadi Pura Majapahit kebetulan bersebelahan dengan Rurung Agung (seperti sudah di kehendaki oleh Bathara). Tumpak Wayang dan Prangbakat beliau dilinggihkan disaksikan Presiden Hindu Dunia dan Maha Rsi dari India bahkan ikut menegen (melinggihkan red.)dan mensucikan serta Puri-puri seluruh Bali dan Jawa . Demi Majapahit.
"Kami sendiri dari Admin terdirii berbagai SARA yang tidak anti dengan budaya leluhur"maaf bertanya, tapi apa artinya SARA? Saya setuju sekali bahwa agama dan golongan lepas dari menghormati, mengingat, mengenang dan mendoakan leluhur.Salam damai,Nan Kasanpawiro, Amsterdam
S=SukuA=AgamaR=RasA=Antar GolonganDalam satu wadah NKRI…dinaikan lagi Dunia…Bumi…Alam semestaTrima kasih sampun mampir semuanya !!!.