MAJAPAHIT DAHA JENGGALA KADIRI MASA KINI
05/09/2010 Tinggalkan komentar
05/09/2010 Tinggalkan komentar
12/07/2010 Tinggalkan komentar
10/05/2010 4 Komentar
Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra (tanda-tanda yang besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul mendekati hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari dari sebelah barat. (Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan munculnya Dajjal di dalam banyak hadits. Di antaranya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu (no. 5228) dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
24/03/2010 1 Komentar
09/02/2010 Tinggalkan komentar
Malam itu tidaklah begitu dingin (Soma Paing Kulawu 8-02-2010), udara berhembus sepoi-sepoi menerpa wajah seakan-akan membelai menina-bobokan yang masih sadar dengan keadaan, angin itu juga ingin menyampaikan satu informasi yang aneh namun sungguh nyata. Di Pura Ibu Majapahit setelah tiga hari kedatangan Guruh Sukarno Putra, calon pemimpin Negeri masa depan yang berideologi Pancasila adalah bungsu salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia yakni Bung Karno yang berjuang bersama Pahlawan lainnya untuk mengangkat martabat bangsa ini hingga mempunyai jati-diri yang sekarang sudah mulai musnah karena pemaksaan isme yang diimport dan pemonopolian agama yang berkuasa memberi “cap” lainnya kafir dan sesat serta memberi julukan kaum musyrikin untuk mengimbangi kaum muslimin sesuai hukum alam. Hingga detik ini mereka masih memberi “titel sampul D” contohnya di daerah Blitar sendiri, tempat kelahiran Bung Karno banyak masyarakat dulu ditumpas karena tidak ke Mesjid dan tidak memeluk Islam dengan tuduhan Komunis atau PKI. (1965-1966 berlanjut hingga detik ini). Inilah sejarah kelam bangsa ini yang di Arabisasi dengan isme Islamnya. dan ini terbukti adat-adat dan budaya Nusantara yang berbau animisme dan dinamisme serta multiisme ditumpas karena untuk menguasai Negeri yang subur makmur. Dan sekarang para penumpas disebut Pahlawan Alloh.
Mata sudah mulai mengantuk, di Pendopo Puro / Keraton Ibu Mojopahit terlihat beberapa orang yang sibuk bercengkrama sambil berjaga (mekemit) yang memang menjadi tugasnya sebagai “Prajurit Keraton” serta “Abdi Dalem Keraton”. Terdengar nyanyian alam berpadu dengan suara merdunya mahkluk Tuhan bernama Putih, Blontang, Iyeng dan lainnya yang mengonggong menemani para penjaga menunjukkan hubungan tanpa batas antar sesama mahkluk hidup.
Tiba-tiba dari arah pintu gerbang Ganesha terdengar sapa seseorang dengan salam yang aneh tapi sudah biasa didengar “OM SWASTYASTU”. Para penjaga menjawab salam tersebut dan mempersilahkan masuk tamu yang berjumlah dua orang yang masih muda berusia sekitar 30-an tahun . Setelah berbasa-basi sebentar akhirnya kedua orang itu duduk bersila didepan Candi Ibu Majapahit. Dengan dupa yang baru dinyalakan berdo`alah mereka dihadapan leluhur Majapahit. Entah berapa lama akhirnya selesailah ritual yang dijalaninya yakni menghaturkan bakti dihadapan leluhur. Selanjutnya terlihat mereka melangkah di depan Pagoda atau meru dan melakukan ritual yang sama hingga berakhir serta melanjutkan ke bawah Klenteng atau Gedong Pratima di mana Pusaka-pusaka Majapahit “dijejerkan”.
Setelah beberapa lama, akhirnya mereka kembali ke Pendopo dan menemui seseorang sekaligus bertanya,” Kami mohon untuk “dilukat”, kata mereka hampir berbarengan. Terdengar sahutan dari bibir seorang laki-laki yang berambut gondrong, gimbal dan berbadan kurus,” Wah tiyang niki bukan orang yang bisa membersihkan diri seseorang, namun hanya membantu dan belajar melayani, seharusnya Anda sendirilah yang berinisiatif untuk melukat segala kekotoran diri”, ujarnya sambil semyum simpul ramah. Dan tanpa banyak kata diambillah tirta ditempatkan dalam sangku dan dicampur kembang untuk prosesi acara mandi kembang. Terlihat kedua orang itu mengigil kedinginan dan merinding seperti merasakan sesuatu tatkala mantra terucap dari bibir yang sering dipanggil Panditha (mangku) tanpa diimpikan katanya, karena ini murni keinginan umat yang meresmikan menjadi Panditha. Apalagi orang tersebut mengaku tidak tahu apa-apa tapi sangat toleran dalam berkepribadian.
“Bolehkah saya bertanya”, kata anak muda itu yang agak berkulit kuning langsat dengan ramahnya menandakan punya tata kerama yang lumayan, kontras dengan temannya yang berkulit gelap agak sedikit “slengekan”.
Pemangku itu menjawab, “Silahkan !”.
“Apakah orang dalam foto yang memegang keris Nogo Sosro itu adalah Hyang Suryo Wilatikta“, begitu tanya anak muda itu langsung untuk mencari tahu dari rasa penasarannya.
Dengan sedikit menerapkan penerawangannya si Pemangku mengeryitkan dahinya untuk menganalisa keadaan yang sudah diprediksinya sekaligus mengantisipasi untuk apa orang ini bertanya seperti itu, karena seorang Ratu Satriyo Paningit itu tidak sembarang orang tahu. Karena Raja Majapahit Masa Kini ini sungguh sangat aneh, merakyat dan “TER”, yakni TER Besar dan TER kecil.
“Dalam foto itu di samping yang memegang keris Nogo Sosro memakai udeng merah adalah “Kompyang atau buyut” saya”, katanya lagi sambil berapi-api dan ingin jawaban yang pasti.
Si Pemangku balik bertanya biarpun sudah tahu akan tamunya ini,” Siapa nama Andika ini !”.
“Pekenalkan nama titiyang I Gusti Ngurah Agung Juliartawan saking Puri Anyar Tegal Badung Denpasar”, jawabnya sambil memjabat seakan memohon untuk mendapat jawaban yang pasti.
“Mungkin Andika salah orang”, jawab sipemangku dengan cepat. “Tidak salah titiyang pernah melihat Beliau sewaktu masih kecil, wajahnya masih sama dan beliau dulu mengendarai mobil pickup”, cerocosnya untuk dapatkan kepastian.
Akhirnya karena ilmiahnya memang benar dan anak ini tidak membahayakan menurutnya maka si Pemangku inipun berkata,”Benar, itulah Hyang Brahmaraja XI Beliau sekarang sesuai tata-titi tata kerama seharusnya di panggil Hyang Wilatikta Brahmaraja XI bukan Hyang Suryo lagi. Saya ilmiahkan begini, nama kecil biasa dipanggil, tetapi aturan setelah di Abhiseka lain cara memanggilnya sesuai adat Majapahit yang adi luhung pada umumnya sudah banyak ditinggalkan karena sudah mengenal langsung Tuhan”, jawabnya dengan sambil terus memandang mata anak muda itu seakan membaca pikirannya.
Akhirnya Mas Ngurah Agung bercerita panjang lebar tentang kompangnya yang juga kakek buyutnya. “Titiyang niki kan punya Haji atau Aji atau Bapak, nah Aji tiyang niki punya Aji yang disebut Kakek atau Pekak, Kakek niki punya Aji dan beliau sudah “meraga sukma” dan sampun dilinggihkan. Nah ini buyut tyang yang berfoto dengan Hyang Brahmaraja disebelah kanan Beliau”, katanya memastikan.
Akhirnya terjawab sudah pertanyaan selama ini bahwa Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini hidup dalam empat generasi. Mengapa beliau berusia panjang dan sehat ?. Karena mengikuti Hukum Tuhan, Hormatilah kedua orang tuamu dan leluhurmu supaya diberi usia yang panjang dan sehat. Ini adalah Hukum Tuhan dalam “Tens Comandemen of God” yang diajarkan Musa AS dalam perjalanan Hidupnya. dan sebagian besar penduduk Cina dengan leluhurnya.
Pagi harinya setelah dikonfirmasi sama Hyang Brahmaraja XI memang benar adnya itu orang bernama Anak Agung Ngurah Sodara dan Beliau juga yang menyelamatkannya dari kudeta saudaranya sampai berdirinya Pura Majapahit Tegal yang pernah dicemarkan namanya oleh AA Manik Danendra S.H dalam berita di Bali Post 7-01-2010 yang sangat memalukan keluarga Puri Tegal dan Puri Anyar. Makanya si Ngurah Agung ini lama tidak pernah tangkil atau sowan ke Pura Tegal, dan Ngurah ini juga bercerita PELINGGIH yang terbakar dan pas odalan Banten diorat-arit sebelum dipuput, dan mungkin diselamatkan oleh leluhurnya supaya tidak terkontaminasi racun dari Manik Danendra ini yang mengaku Raja Pura Gunung Srawet Banyuwangi dengan menyingkirkan tuan rumahnya sekaligus menerapkan Adigang, Adigung lan Adiguna (baca beritanya disini)
03/01/2010 Tinggalkan komentar
Bila ingin mengetahui sejarah dan perkembangan Pura Ibu Majapahit ada baiknya mengetahui lebih mendetail yang akan tertuang dalam tatanan dan fungsi dari;
Itulah sedikit gambaran tentang Keraton Ibu Majapahit dan perkembangannya diabad-21 MASA KINI
07/12/2009 Tinggalkan komentar
14/10/2009 1 Komentar
Di link dari;
ILMU KASUNYATAN
Bung Karno Menyatukan Dunia dengan “NASAKOM” malah ditumpas dan “KOM” nya dibunuhin, lha sekarang Hubungan lagi dengan Cina kok tidak Malu? Harusnya kita Bangga ada Bintang Film Cantik dan Jujur tidak Munafik membantu Per Fil man Indonesia yang lagi Lesu, malah dimatikan, ya mau apalagi? padahal kita terkenal Negri Indah dan Nyeni menurut Seniman Seniman Tingkat Dunia, Relief Relief Candi kita demikian Nyeni nya tapi islam nganggap Porno, Wanita Jaman Dahulu bahkan Putri Raja berpenampilan Bagian atas yang indah ditampilkan dengan Penuh Kejujuran tanpa Munafik, karena kita Negara Tropis jadi jarang pakai Baju tertutup, Karena terbiasa ya biasa, tidak ada Kepornoan, Bali sebelum 80 an sama, dipedesaan Mandi di Sungai bersama antara Pria dan Wanita, tidak ada waktu itu Perkosaan, karena terbiasa melihat pemandangan Indah dan Nyeni, Sekarang? setelah Busana Muslim diterapkan Orang jarang melihat Keindahan Wanita, Perkosaan Merajalala, Orang ditutupi ini kan Keserakahan Suku Arab yang tidak boleh Wanitanya dinikmati /dilihat Orang Lain, Kita diciptakan punya MATA tapi kini Mata kita demi Agama di suru Buta dan Munafik silahkan bantah,- Era Globalisasi kita menuju Canggih, ada Internet, tapi sayang kita dididik Mundur 1000 tahun ke Negri Arab, Pada hal Arab sama Bobrok nya itu Sodom dan Gomora, Perang Salib Islam Numpas Kristen hingga Gereja Gereja Megah di Jadikan Masjit, Kuil Siwa Megah Taj Mahal di jadikan Gedung HAREM wanita simpanan dll dst dsb, Bung Karno pernah berkata “JANGAN SEKALI KALI MENINGGALKAN SEJARAH” atau “JASMERAH” tapi sayang beliau di Tumpas, dan hanya Sejarah Arab yang boleh dipelajari, hingga Bangsa kita Buta Sejarahnya sendiri, Sejarah Sendiri harus rela di BREDEL karena di Tuduh Melecehkan Islam. contoh Buku tantang Majapahit karangan Prof. DR Slmet Moelyana pun di BREDEL dan Beliau sampai lari ngajar di Universitas NAN YANG Singapura demi dituduh Melecehkan Islam, jadi kalau Islam tidak setuju Sejarah dalam Negri pun dilarang, Tan Khoen Swie yang hidup 1932 an Bukunya di BREDEL melecehkan Islam, Jelas Merusak Candi Menumpas Agama Kafir yang bisa Menciptakan Pancasila, Kerukunan dll dikatakan “Islam masuk Indonesia Damai” ya jelas Majapahit memberi tempat, Agama dibebaskan di Ajar kan , setelah kuat Majapahit di Tumpas, Candi candi di Hancurkan, kitab kitab Budha di bakar, Bahkan 2001 Pura Majapahit Trowulan / Pura/Puro/Rumah/Griyo/Dalem Hyang Suryo keturunan Sri Wikatikta Brahmaraja ke XI, diserbu IMAM / TAKMIR Islam Karyono, MUSPIKA malah nutup melarang Ritual dan Kegiatan dalam Bentuk apapun, “Apakah ini Damai?’ ya Penduduk dianggap “TAHI” dikibuli kata “DAMAI” tapi di Mojokerto Malam Natal 2000 Gereja Gereja di BOM apa ini DAMAI? Natal 2009 Gempa Besar di Padang Alam pun DAMAI rupanya? Jadi marilah kita mengikuti kemajuan tanpa meninggalkan Budaya sendiri yang Adiluhung Jaman Arab Perang Salib Kita Menyatukan Nusantara, Kitab Sutasoma, Kutaramanawa, Ramayana dll Negara kita AMAN TENTREM KERTARAHARJA, SUBUR MAKMUR GEMAH RIPAH LOH JINAWI, sekarang ? Arab Tentrem Kene Ajor, Contoh Uang Haji mengalir ke Arab disisi lain Orang makan nasi Aking, Ngemis, Nyopet demi perut dll dst dsb, Lha Emir Emir Arab kirim uang untuk ARABISASI dan TERORIS, Dakwah Rukun kelima gencar dilaksanakan, Mentri Agama sampai di Penjara Korupsi uang Haji, baru ketahuan demi Pribadi untung Rakyat dikibuli harus Setor Uang ke Arab, padahal Arab sudah kaya sekarang karena Arab hanya dimiliki keluarga WAHABI, tiap bagian Timur Tengah di kuasai Kelompok Aliran, Indonesia pun mulai di jadikan Arab, kalau ada Gereja di Desa di Bakar akhirnya Ngumpul di Satu Kampung di sebut Desa Kristen contoh Mojowarno Jombang tapi Medjit ya banyak juga, tidak mungkin ngelos, contoh Bali dulu 70 an Denpasar Masjit cuma satu di Kampung Arab ujung jl. Sulawesi sekarang ? banyak padahal Rumah/Pura/Puro Hyang Surya Wilatikta, di serbu , di BOM, hingga ditutup dituduh Tempat Ibadah Hindu, inilah Keadilan Kedamaian Islam, marilah kita Berkaca Majapahit yang Pancasila menerima Islam tapi Hancur Hilang Tumpas karena Islam juga “SIRNA ILANG KERTANING BUMI”, Apakah Bali akan Demikian ? OOO tidak Islam Damai, demi Kerukunan kata Pejabat Hindu, tidak apa apa Kita punya POLRI , TNI mudah mudah an Tidak memakai Agama untuk menegakkan Hukum, Bali jelas Bagus, Islam minoritas, padahal dulu ada selebaran “Bali Dalam Genggaman” yang sampai di seminarkan di Media akhirnya bukan Selebaran, tapi Kenyataan. Bali di BOM 2X itulah Sentuhan DAMAI yahh kita dianggap GOBLOG terus terus san Mau Apa Lagi ? Ganesa menurut Hindu Dewa Ter SAkti dan Terpandai kita pernah Punya Ganesa Yaitu Bung Karno {Pidato Sri Wilatikta Brahmaraja XI pada peresmian Ganesa Tertinggi di Asia di hadapan Dunia} gelar DOKTOR Bung Karno 26 bukan main, silahkan cari Perbandingannya. Penggali Pancasila yang sekarang hanya di gantung dan diganti Sariat Islam Boleh Bangga ya yang islam silahkan senyum saja karena NYATA, bukti Pura Majapahit Trowulan di Serbu, di Bom Imam / Takmir Karyono didukung Pemerintah R.I setempat yang kantornya menggantung Gambar Pancasila sampai Camat yang nutup Struk 3 tahun dirumah sakit berakhir Masuk Surga di jemput Bidadari sesuai keyakinan Islam, ini cuma nutup, ada yang rela bunuh diri nge BOM juga percaya di jemput Bidadari semua ini termasuk Bidadari disiarkan TV ditonton Dunia, kembali ke Bung Karno sejak muda sudah masuk penjara, di buang ke Ende, Bengkulu ,manalagi tanya ahli Sejarah, Ketika Presiden diancam Meriam dihadapkan ke Istana oleh Jendral Nasution[1954?], di Granat bahkan pengawalnya Oding Suhendar terakhir di Cimahi Kepala Provost Jabar [pangkat Kolonel], Pecahan Granat masih bersarang di Pahanya, tidak di Oprasi salah satu Anaknya Yudi dulu di Nurtanio sekarang? juga Kolonel Syamsudin di Cimahi Pengawal yang ikut kena Granat, terus di berondong Peluru dari Pesawat MIG 17 oleh Maukar[1963?] dll dst dsb, Beliau tetap sakti, bak Ganesa Putra Siwa, hanya untuk menurunkan Beliau Pengikut nya di Tumpas sampai akar akar nya 1965-1966 setelah tidak punya pengikut barulah di Turunkan 1967 dan Tewas dalam setatus TAHANAN REPUBLIK INDONESIA yang didirikannya, hingga Adat, Tulisan, Budaya dll dsb dst Kita dan Cina di BRANGUS, hanya Bali yang bisa membuktikan kita dan Cina Saudara contoh Uang Cina / Kepeng Masih di GUNA kan Upacara, Fosil Pithecan Troposerectus Homoneander Thaleinsis Solo dan Cina sama sebangun alias satu Jenis, Bila Menggali di Trowulan, Kediri, Probolinggo dll masih ditemukan Uang Cina / Kepeng yang kata Comentar Kurs nya sekarang 1 Kepeng=1000 rupiah, mangkanya tetap di gunakan dan berlaku di Swargaloka / Alam Budaloka /Nirwana bahka Bidadari pun masih menggunakan keparcayaan Nyata Bangsa Sendiri / Majapahit. oh ya menurut Bpk Candra ahli Uang Kepeng ada yang kurs nya Jutaan, waktu Pameran Majapahit di Art Center banyak dan direntengi Uang Cina milik Pratima katanya sangat Mahal terbuat dari campuran Emas, kalau tidak salah lebih tupis bentuk nya dari Kepeng umumnya dan Mr. Candra bisa membaca tulisan Cina, bayangkan JUTAAN kurs nya ya munkin tulisan nilai uang IK WAN THUNG PAO [sepuluh ribu khe pheng] kita harus jujur lah biarpun Hancur, yang Hebat Prabu Joyoboyo Raja Kadiri di bukunya kalau tidak salah lho ada kata “Wong JUJUR Kujur/Kojor” jadi hebat juga kewaskitaan Beliau sayang kalah sama buku Arab. Kasian Pengikut Aliran Kepercayaan Joyoboyo dianggap SESAT oleh islam, ilmu ilmu jawa seperti Sapta Dharma di Hancurkan, gara gara simbul nya Semar / Sabdopalon, lha sekarang Semar nya MARAH bikin gempa,tapi Tahayul kok. semua Takdir Allah kok. Buku NEGARAKARTAGAMA yang didapatkan Mangku Noko awal 2009, bahkan Kata Ketua Yayasan NEGARAKERTAGAMA H. Harmoko Mantan ketua MPR yang menurunkan Presiden Suharto mengatakan Terjemahan belum selesai ada sebagian Lontar yang terbakar [pidato peresmian petilasan Gajah Mada yang di Biayai Yaytasannya], biar Belum selesai Demikian Indah nya Tata Bahasa nya yang tidak ada Dua nya di Dunia hingga Ahli / Belanda menyelamatkan dan Menjadi Warisan Satra Terindah, Tertinggi, Mahasempurna Tata Bahasanya dan tak bisa diucapkan kata, Lain dengan Pararaton yang diterbitkan di era Kerajaan Islam, Ken Arok dimanipulasi Perampok dan Pemerkosa, dulu Ada Orang Tua ahli Sastra mengakui bahwa Rekayasa ini terpaksa di lakukan agar Orang Jawa Tahu sejarah nya dan bisa diterbitkan, Coba Bongkar Gedung Kertiya Buleleng Pusat Lontar di Dunia cari semua Lontar, apa ada Lontar yang menghina Bhatara Siwa? lagi contoh itu Putri Cina di sebut sakit Kudisan suka Makan Gecokan darah [mungkin Lawar] Maksud nya Dara Jingga ibu Arya Damar jaman Tribuana Tungga Dewi Ratu Majapahit III islam belum masuk, Jadi Islam belum masuk Lontar Lontar kita demikian Adiluhung nya, setelah Majapahit Brawijaya Hancur semua Lontar Budha di bakar, lalu buat baru di rekayasa. Jadi kita Arif lah berpikir kelicikan islam Arab 500 tahun yang lalu entah apa Alirannya bukan islam sekarang yang Damai katanya. cari kambing hitam lah, Tulisan ini menyambut Hari Galungan yang katanya Hari Kemenangan Dharma, semoga Tulisan ini membuka wawasan Dharma sebab ditulis berdasarkan Nyata, ya memang pahit berkata sebenarnya, itu kasian Empu Tan khoen Swie tidak bisa bohong akhirnya bukunya dilarang islam, Memang semua Tahu bahwa Sejarah adalah Cerita Bohong si Pemenang,
Tapi Orang yang percaya KARMAPALA pasti tidak mau berbohong kecuali Jawa Arab yang memproklamirkan dulu di Media “Islam tidak Percaya Karma”, Selamat Hari Galungan dan Kuningan semoga Para Leluhur Bhatara Bhatari Majapahit selalu memberikan Kejayaan selama Bulan dan Surya Bersinar. Penutup : PADAMU NEGRI KAMI BERJANJI< PEDAMU NEGRI KAMI BERBAKTI > PADAMU NEGRI KAMI MENGABDI < BAGIMU NEGRI JIWA RAGA KAMI ,- dimohon ini di Cam’ kan jangan di plesetkan padamu Arab ! sebab terbukti siap bunuh diri jihat BOM sudah terbukti demi Arab, menghancurkan Budaya demi Arab, Nutup Pura demi Arab 500 tahun yang lalu, sekali lagi di Hari Galungan ini marilah Wahai Bangsaku Sadarlah, ambillah contoh Bali diserbu Budaya seluruh Dunia Adat tetap terlaksana tidak Goyang Odalan, Caru dan Karmapala tetap menjiwai Bali tetap Aman bahkan Masjit pun sudah banyak setelah 1965 dan di BOM 2X biarpun Masjit makan tempat tidak di Caru dan Odalan, juga Kuburan dibebaskan hingga Leteh tidak bisa Ngaben Masal, Demikian Ngalahnya sisa sisa Majapahit bukan Sisa sisa G 30 S PKI lho! nanti di Cap oleh Islam biar Numpas nya Ilegal. tapi tidak lah, di Jawa cukup di Cap Sesat saja sudah Hancur, atau melecehkan Islam saja pasti di Tangkap. Ya marilah kita tetap Odalan dan Caru agar Alam mau membela karena Orang sudah tidak bisa di Andalkan akibat Arabisme yang menumpas Sukarnoisme, sekali lagi Alam ini milik Leluhar bukan Arab. Marilah kita nonton bagaimana Alam meniru Manusia yang kejam terhadap penghuni Alam ini juga.
NB: Masih banyak Nordin-nordin berkopiah putih pintar bahasa arab dan ingin jadikan Indonesia arab asia tenggara….WASPADALAH..WASPADALAH. PANCASILA dianggap simbol bangsa TAHI..Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa dianggap tidak ada di Nusantara karena harus diarabisasi…foto rekayasa maria ozawa . Banyak pengamat membawa ke bangsa Arab Jahillyah 500 tahun yang lalu. Padahal di kerajaan Arab sendiri sangat demokratis. Lha ini bangsa sendiri wajah Indo-Cina tapi beotak melebihi bangsa Arab….Arab 500 tahun yang lalu yang senag dengan kekerasan dan perbudakan.,.Entah wakil atas namakan rakayat katanya sekarang mau berjuang untuk Tanah Air atau harus dengan sareat Arab lebih memuja Tanah Arab dan mencintai tanah padang pasir kalau begitu jadikanlah Tanah Air ini kering dan padang pasir..dengan musibah bermacam-macam dulu…tanda tanya besarrrrr ??????????
30/09/2009 Tinggalkan komentar
13/08/2009 2 Komentar
Aksi-aksi mereka sangatlah biadab menurut korban tetapi mereka berdalih pihak lain yang biadab karena membantai kaum islam katanya entah di mana, kalaupun itu terjadi diluar Indonesia ataupun didalam Indonesia, tapi teror maut ini disebarkan atas nama jihad dijalan Alloh katanya justru di wilayah Nusantara yang nota bene punya budaya ketimuran bukan kekerasan. Pada tahun 1998 orang cina yang nota bene adalah keturunan asli bumi Nusantara di bantai dan dilecehkan yang perempuannya karena dianggap kafir, tapi diperkosa (peristiwa 1998), mereka diteror dan untuk menyelamatkan diri banyak dari mereka memeluk ajaran dari arab yang terkenal pernah mengalami jaman jahilliyah ini, tetapi semenjak masuk ke Nusantara abad 15 orang jawa menyaring ajaran ini dengan sebaik-baiknya. Karena ketakutan !. Masuknyapun ke bumi Nusantara juga dengan kekerasan dan peperangan. Orang-orang Majapahit juga pernah dibantai. Bukti kasunyatannya, yang tidak memeluk islam dicap kafir dan halal darahnya ditumpahkan. Pada tahun 2000 aksi pengeboman gereja, dan itupun si pelaku bisa meloloskan diri karena dapat lindungan islam. Apalagi pada tahun 1965 yang terkenal dengan penumpasan anggota-anggota partai yang komunis tetapi kenyataan di lapangan biarpun bukan anggota partai komunis, seluruh keluarganya di cap kafir dan di bantai sampai bayi-bayipun ikut di bantai dengan sadis (tetapi maklum jaman itu belum ada tehknologi canggih,jadi didiamkan tidak pernah di publikasikan). Mundur lagi jaman DI/TII, mereka ingin mendirikan negara islam dan dengan ajaran padang pasir ini mereka berkeyakinan untuk berperang dengan ketololannya (jahilliyah).
Demikian juga waktu terjadi pada masa Majapahit 500 tahunan yang lalu. Para saudagar gujarat arab dan timur tengah ini sudah masuk ke bumi Nusantara pada masa kerajaan Majapahit, mereka datang awalnya memang berdagang. Karena melihat kawula pada waktu itu kempel-kempel hingga mereka ingin menguasai bumi Nusantara yang subur soalnya di sana memang pasir tok !, dengan aksi yang sama seperti sekarang, cuma dulu berbentuk mengatasnamakan para wali atau sunan dan menyebarkan ajaran arab ini. Mereka berperang dan membantai kawula Majapahit sampai akhirnya berlari ke Bali sebagian besar di Jawa dan Nusantara untuk selamat mereka memeluk ajaran islam ini. Bukti kenapa banyak Candi dan patung hilang, rusak dan krowak ?. Ada yang bisa menjawab !. Karena memang orang Nusantara itu lugu dan polos. Ajaran ini di praktekan dengan lemah lembut dan berbudaya, karena orang Indonesia atau Indo-Cina memang sangat berbudaya dan berbudi pekerti yang tinggi. Inilah kebanggaan Nusantara. Tetapi para dajjal padang pasir cuma meniru seperti Umar bin khotob di kenal dengan singa padang pasir. Kalau Umar bin Khotob jelas visi dan misinya. Bangsa kita sejak jaman Majapahit sangat memakai aturan dan tata kerama yang tinggi. Semenjak ajaran arab jahilliyah memaksa berkembang, dan inilah yang terjadi mereka meneror dulu dengan pedang sekarang dengan bom. Tetapi yang tidak melakukan kekerasan dan tidak mengintimidasi ya jangan sewot. Ini sejarah !. Dulu sebenarnya sudah pernah di ungkap pada masa para Mpu Majapahit, tetapi hasil ungkapan ini serta merta dibakar dan dilarang. Contoh kitab-kitab atau lontar-lontar yang sekarang lestari di Bali adalah sebagian kecil yang bisa diselamatkan. Jaman ORBA orang Cina dilarang sekolah dan mempelajari aksara Cina dan aksara jawa. Ejaannyapun diubah supaya artinya juga diubah. Kenapa dilarang, ada yang bisa menjawab pertanyaan ini?. Tetapi yang harus dipelajari adalah aksara arab. Ini kasunyatan. Menganggap bahasa selain bahasa arab adalah kuno, bahasa Jawa, Sunda, Batak dan lainnya itu bahasa kafir waktu melaksanakan adat dan budaya yang asli tidak import. Harus memakai bahasa arab. Keratonpun di Jawa juga sudah arab. Itulah kemenangan Arab di bumi Nusantara yang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang beragam budaya serta adat istiadatnya menjadi seragam yakni ajaran arab. Ini juga jasa perjuangan-perjuangan para jihadin, mujahid seperti nordin dajjal ini. Ini real, nyata apalagi dahulu belum banyak yang mengekspos. Mungkin pasti ada yang bantah. jelas islam baik tapi masuknya dengan bantuan para dajjal, meneror seperti sekarang. Pikiren mumpung durung edan. Angkat topi dan udeng untuk para dajjal yang sudah mempelopori masuknya ajaran ini di Bumi Nusantara. Yang hebat itu sebenarnya bukan ajarannya tapi kawula Nusantara yang berbudi luhur yang hebat. Ajaran Siwa Buda Majapahit sudah hebat sampai detik ini bisa mempersatukan Nusantara akhirnya sejarahnya diputar-balikkan oleh pejuang-pejuang dajjal ini, Ajaran Majapahit sebagian kecil lestarinya di Bali hingga di kenal dunia dengan persatuannya bukan karena se tapi antar umat dan kaum. Boleh mempermasalahkan tulisan ini, tapi lihatlah kasunyatan yang terjadi mumpung belum picek atau micek.
Klik gambar samping jika ingin tahu orang ini dan koment yang masuk. Seperti pernyataan Bapak ustadz Ba`asyir Al-muhkaromah yang terhormat dan dihormati seantero jagad raya di dunia dan akhirot mengatakan pelaku bom bunuh diri ini adalah mujahid atau mati sangit atau mati sahid atau apalah bahasanya yang jelas sudah bikin keresahan masyarakat. Dan bukan hanya beliau saja yang mengunkap hal ini. Pentolan-pentolan J.I yang insaf katanya juga mengatakan hal yang sama. Apakah dengan membikin keresahan dan kerusakan dengan dalih dan dalil apapun alasannya menurut mereka adalah sahid termasuk bunuh diri mengajak-ajak yang lainnya yang sebagian besar tidak mau mati bersama mereka. Kalau ya… mungkin sudah kumpul di lapangan mati bersama para dajjal teroris ini. Silahkan keluarkan fatwa yang biasa berwenang katanya untuk jihad bunuh diri dengan bom hasilkan surga mbahe sangkil.
Dan untuk Ahkmad Jihad di sadengan. Mudah-mudahan cuma nama jihad saja tapi hatimu jowo tenan dan gak ada hubungannya dengan teroris. Wong jowo sekarang senang pakai nama arab. Entah… Hak asasi.
Pura Majapahit Trowulan pun pernah mengalami teror dajjal juga tapi bernama jawa mengatasnamakan Imam yakni Imam Karyono bisa diinterogasi kog orangnya masih ada, takmir mushola cempa di Trowulan. Tapi kasunyatannya mengancam, meneror bahkan mengintimidasi. Bahkan Puri atau Keraton Ratu Bathara Hyang Wilatikta Brahmaraja XI yang didalam “Griyanya”ada pura atau stana leluhur Majapahitpun mau di bom tapi yang bawa bom (menyuruh anak buahnya, dajjal juga punya anak buah kayak Nordin yang ingin ngetop, Buat Nordin dan sekutunya para dajjal, penulis sudah mencemarkan nama baikmu silahkan laporkan ke pihak berwajib untuk memproses hukumnya ya… tak tunggu dan bayangkan seandainya keluargamu yang jadi korban, tapi mana peduli para dajjal ini, dan karmanya keluarga para bomber ini dipanggil polisi ditahan sebentar sudah sewot, padahal bagaimana sedih rasanya kehilangan keluarga yang meninggal dengan tidak tahu permasalahannya tiba-tiba bummmm…masih untung mati, yang kira-kira mati segan hidup cacat bagaimana ?. pikir ya din…din atau siapalah dalangnya. Tapi juga karena nordin mudah bisa bikin keluarga dengan mengawini perempuan seperti dianggap ayam apa perempuan bangsa ini (tapi kembali hak asasi), kawin sana kawin lagi dengan meng-kempeli dulu orang-orang yang sudah kempel…..), selanjutnya kembali anak buah Imam Karyono ini di sambar petir disiang bolong dan tewas. Sedang bomnya diledakan tim Gegana ditengah sawah dibelakang Pura dan Keraton Majapahit Trowulan utuh tanpa secuilpun. Itulah bukti kehebatan Para leluhur Nusantara. Tapi yang kempel itu kan kawulanya hingga mudah diarabisasi. Sebenarnya mereka para kawula Majapahit tidak takut sama dajjal arab penyebar ajaran padang pasir. Mereka ketakutan dengan dajjal yang yang menyusup dan berwajah jawa sama persis tetapi sungguh sangat bengis masih mending orang Arab asli masih ada pemikiran yang sehat, La ini sama-sama orang jawa mudah sekali men-cap kafir dan sesat bila tidak mengikuti menyembah dan bersujud dipadang pasir daripada bersujud di Tanah Air yang subur makmur gemah ripah loh jinawi kalau mau menyuguh dan mempersembahkan untuk Tanah Air dengan acara-acara adat. Adapun ada yang melaksanakan tapi sudah berbahasa arab. Anehkan !. (Sudah berabisasi, karena Nabenya orang arab tapi itu kan hak masing-masing). Jadi tidak ada kebanggaan lagi yang asli dari bumi Nusantara. Adapun Majapahit yang ajarannya berbakti dengan orang tua dan leluhur sebelum ke Tuhan yang menciptakan alam dianggap dongeng dan mitos karena bukti-buktinya dibakar pada masa Demak dibantu Wali atau sunan bersama santri-santri yang notabene kawula asli yang hebat-hebat. Yang tidak menyebut nama Alloh dianggap kafir. Padahal Tuhan itu disebut oleh kaum atau umat atau orang dengan sebutan bermacam-macam ada yang menyebut Thian, Sang Hyang Widhi, Murbeng Dumadi, Allah, Alloh, atau banyak sebutannya dalam islam saja 99 nama. Dan itu terlalu suci. Tapi jaman Dajjal, mudah sekali mengucapkannya bahkan sambil membunuh apapun dalihnya atas nama Alloh termasuk bunuh diri hasilnya surga,”itu kan tergantung niat katanya”!. (Kuempel-kuempel, jamane jaman edan ora melu edan oara keduman dadine ngedwan ben gampang)
Ungkapan leluhur langgar bubrah mesjit korat-karit sudah terbukti baik dikoran ataupun televisi baru-baru ini di beritakan terjadi pembongkaran masjid dengan paksa dan banyak memprotes tapi kalau Candi yang aset Budaya Nusantara bukti peninggalan leluhur rusak ataupun dirusak mereka bilang Alhamdulillah. Ini bukti juga simbol, Ibrahim yang tewas di Temanggung adalah nama leluhur kaum Arab, Leluhur Muhammad juga leluhur dari kaum Quraisy Islam dan Yahudi, tetapi sampai sekarang masih saja bersengketa mengajak-ngajak pula yang lain tidak tahu apa-apa. Ini simbol nama Ibrahim di pakai wong jowo dan tewas di tembak mati atau ini pekerjaan orang bersama dajjal yang ingin ngetop disejarah, karena pada dasarnya mereka ingin ngetop sebagai pahlawan perang membela entah apa. Mboh piye-piye !. Aku ora eruh pikiren dewe mumpung urung edan !. Untuk itu Pura Ibu Majapahit Bali demi Nusantara akan menetralisir dengan Upacara untuk menyeimbangkan Rwa-bineda melaksanakan acara odalan kebetulan pas dengan Buda Kliwon Gumbreg tanggal 9 bulan 09 tahun 2009 jam 9:09 WITA tanpa direncana otak atik gathuk. Itulah Majapahit yang masih ada kegaibannya. Orang jawa sebenarnya adalah orang hebat, tapi semenjak tertimbun pasir hanya orang arab saja yang boleh dapat gaib yang lain sesat karena kitabnya mengatakan begitu. Dan Kitab ini juga yang dipakai alasan untuk berjihad dengan mengebom tanpa melihat situasinya. Mereka dengan jelas berkoar-koar di media baik elektronik maupun koran dengan berani mengejek aparat keamanan (Bayangkara Negara) dan yang kempel-kempel diantara sebagian besar mereka pinter-pinter nanging keblinger. Tapi Bayangkara ini melaksanakan tugas sesuai hukum dengan bukti secara profesional, patut diacungi jempol dikala sebagian dajjal mencibir. Sekali lagi Selamat !, ini hadiah Ulang Tahun Negeri ini yang ke 64 setelah 150 dan 350 tahun dibawah cengkaraman Arab dan Eropa serta sekutunya. Bumi Majapahit kembali menceritakan kejayaan dan persatuan supaya generasi sekarang yang hebat yang langsung kenal tuhan supaya menggali sejarah bangsa kita sendiri dan membanggakannya, seperti di Arab yang cuma punya candi kotak satu tapi mereka membanggakannya, bangsa ini masih belum sadar sampai dikasih masalah oleh yang punya candi yakni kerajaan arab membatasi datang ke negaranya karena sudah kaya. Masih ngotot mau berangkat saja dinamakan ujian dari Alloh, Ujian dengkul suwek tapi hak asasi juga, demikian juga seperti di negara Israel, Roma, India mereka saling membanggakan. Untuk kita apa yang dibanggakannya ?.Ada candi termegah dianggap dongeng. Apa yang bisa dibanggakan, coba tanya pada rumput yang bergoyang berpasir dekat kaki onta dengan padang fatamorgananya pasir. Untuk itu si penulis sadar Anda semua yang terhormat sudah ahli sejarah Arab, Israel, Vatikan, India atau manalah daripada sejarah bangsa sendiri. Hingga percuma juga ada tulisan ini. Sekali lagi penulis hanya ingin mengucapkan SELAMAT UNTUK DENSUS 88 ANTI TEROR DAN POLRI SERTA JAJARANNYA YANG LAIN serta masyarakat “Tumpas dan habiskan ajaran Jihad Dajjal ini sampai keakar-akarnya, karena dajjal itu bermata satu dan gak mau tahu yang penting dapat surgau, ini simbol). Tapi itu semua juga Hak Asasi…Sesuai judul Nila setitik merusak susu satu drum. Semua jadi sewot dengan ulah mereka. Negara dicap sarang teroris, yang mengatas namakan tokoh paling tokoh sekarang bingung menklarifikasi padahal diuntungkan. Dengan mengaku islam saja sudah selamat tidak dicap kafir maksudnya. Tapi kalau sudah kena dajjal sikat habis yang penting jihad. Blog itu biasanya berisi yang baik-baik saja tidak mau mengungkap kasunyatan dan kebenaran yang ada hanya yang paling benar karepe dewe, kebanyakan fatamorgana. Silahkan berkomentar panjang lebar bebas, tapi jangan sewot bagi yang tidak melakukan kekerasan. Ma`af tulisannya kebanyakan dan serta maklum tidak tamat sekolah karena uangnya lebih baik lancong kearab pulang di panggil pak haji dan B.Kaji dapat dicium tangannya seantero RT. Mudah-mudahan para alimulama bisa mengatasi para kaum yang jahilliyah ini.. Amin Allohuma amin kalau bisa. Insya Alloh… Yang pasti-pasti sajalah. Tinggalkan blog ini bila tak suka, untuk nordin laporkan blog ini telah mencemarkan perjuanganmua. Arab diuntungkan dengan ulahmu…Selamat berjuang sambil sembunyi di gua…di Indonesia banyak hutan, di arab sulit yang ada padang pasir. Ini hanya pengungkapan kenyataan dan yang sedang terjadi. Mengajak segenap semua untuk lebih mencintai Tanah Air dan bangsanya sebagai saudara bukan dipakai jembatan kesorga mbahe sangkil krowak itu
BERSAMBUNG….